Trs: [genksi-ipb14] Rawon Malaikat van Raya Kupang ...

----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: "pakdesu"
Kepada: "genksi-ipb14@yahoogroups.com" <genksi-ipb14@yahoogroups.com>
Dikirim: Selasa, 29 Mei 2012 15:39
Judul: Re: [genksi-ipb14] Rawon Malaikat van Raya Kupang ...

 

Makanan lokal tradisional yang terpinggirkan. Suatu hari saya pergi ke Gunung Kidul, dipinggir jalan banyak orang menjual belalang yang sudah direntengin pakai tali, belalang adalah sumber lauk pauk yang kaya protein, orang modern pasti heran mengapa belalang dimakan bukankah binatang itu beracun, dan menjijikan.
Padahal sejak jaman dulu orang gunung kidul makan belalang sebagai lauk pauk yang kaya protein, dan mereka mampu mendaya gunakan potensi lokal untuk sumber makanan mereka tidak tergantung makanan dari luar daerah mereka, dan terbukti banyak orang hebat di republik ini yang berasal dari orang orang desa yang hidup apa adanya. Masih ingatkah kita dengan bothok laron, gendon(ulat turi) bakar, jangkrik bakar, ulat sagu semua itu sumber protein lokal yang sangat baik kandungan proteinnya, dan semua makanan tersebut telah tersingkirkan oleh makanan modern yang terpaksa harus didatangkan dari luar Indonesia, kita sudah sangat tergantung makanan impor, sebagai contoh kalau ada kelangkaan terigu maka mulai dari orang kota sampai penjual kue dan gorengan dipucuk gunung akan ribut dan sangat menderita, padahal terigu bukan asli Indonesia, bukankah ini bentuk penjajahan pangan yang sangat dahsyat, mengapa kita tidak mengolah makanan dari tepung beras, tepung sukun, tepung ganyong, tepung garut. Sesungguhnya modernisasi pangan di Indonesia merupakan manifestasi penjajahan pangan terhadap bangsa ini dan hasilnya telah menguras devisa yang luar biasa dan bisa jadi merupakan salah satu pemicu kemiskinan yang ternyata sangat sulit diberantas.                                                                                                                             

Cak prapto bogor