Trs: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes


----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: "pakdegonod@yahoo.com" <pakdegonod@yahoo.com>
Kepada: "genksi-ipb14@yahoogroups.com" <genksi-ipb14@yahoogroups.com>
Dikirim: Rabu, 30 Januari 2013 15:40
Judul: Re: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes

 

Yang bikin diare itu bukan buah lokalnya Bulik Tuti, tapi lingkungan yang kurang bersihlah penyebabnya. Buah tropis yang dikelola dengan baik umumnya lebih manis dari buah sub tropis, karena rata rata sinar mataharinya lebih banyak. Masalahnya buah lokal itu benih dan bibitnya kurang berkualitas, pupuk dan input usahataninya sangat minimal, perawatan tanaman sangat minimal, gulma pengganggunya banyak, pasca panennya asal asalan, sehingga akan merusak kualitas hasil panen, sistem pengelolaan produksi sak mau maunya, sehingga mempercepat proses penurunan kwalitas, jadi sangatlah wajar buah lokal kalah bersaing dengan buah impor. Lha disinilah tugas pemerintah membereskan yang kurang baik tadi, agar menjadi lebih baik, jangan langsung diserahkan kepada para petani produsen, perlu campur tangan pemerintah, dinegara lainpun juga begitu, pemerintahnya memberikan insentif dan subsidi kepada para petani produsen. Infrastruktur produksi ditanggung oleh negara, tidak seperti pemerintah Indonesia yang kurang komit memberikan insentif dan subsidi serta proteksi kepada petani produsen, yang ada hanya menyalahkan dan menudutkan para kaum tani, sungguh kejam dan zalim. Yang sering kami lihat banyak yang tidak serius dalam melaksanakan kebijakan dan program. Pemerintah lebih terfokus pada seremonial kegiatan, dibanding menuntaskan substansi program dan kegiatan
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: Tuti Hendrawati <thm126@yahoo.com>
Sender: genksi-ipb14@yahoogroups.com
Date: Wed, 30 Jan 2013 18:42:27 +1100
To: genksi-ipb14@yahoogroups.com<genksi-ipb14@yahoogroups.com>
ReplyTo: genksi-ipb14@yahoogroups.com
Subject: Re: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes

 
Setuju pakde, aneh rasanya kok menyalahkan buah lokal bikin diare. 



Sent from my iPad

On 30 Jan 2013, at 17:21, pakdegonod@yahoo.com wrote:

Mbak Tuti yang tidak kalah penting adalah merubah kebiasaan penerapan pola makanan dalam keluarga, bahasa kerennya merubah kultur dalam konsumsi makanan harian dirumah pada satuan keluarga terkecil, dimana proses akulturasi makanan atau buah impor sudah masuk dalam kultur makan keluarga dan masyarakat dalam jangka yang sangat lama dan meluas diseluruh wilayah negara RI. Berdasarkan pengalaman merubah kebiasaan pola makanan itu susahnya luar biasa, apalagi kalau sudah menjadi gaya hidup akan lebuh repot lagi. Untuk itu diperlukan gerakan moral untuk meningkatan konsumsi buah Nusantara secara nasional dan intensif. Pengalaman kami yang sudah cukup lama tidak mengkonsumsi buah impor ternyata juga tidak sulit kok, yang penting mau memulai dan serius. Perlu diingat negara sebesar Amerika Serikat saja memiliki fokus kegiatan ekonomi pada sektor pertanian, negara ini sangat serius melindungi dan memberikan proteksi dan subsidi yang sangat besar pada kelompok petaninya. Negara kita kurang memiliki kepedulian pada kaum tani, sejak merdeka sampai sekarang apa sih yang diterima oleh kaum tani. APBN dan APBD sangat kecil alokasinya untuk sektor pertanian, sudah kecil alokasi anggarannya dan apakah sudah dilaksanakan secara serius dan terfokus pada kebutuhan primer petani kita, ataukah digunakan untuk urusan politis. Pertanyaan kritis seperti harus dijawab dengan jujur oleh semua pihak yang kompeten. Pengalaman kami menganalisis anggaran dalam APBN dan APBD selama puluhan tahun ketika aku masih jadi buruh di Bappenas dan Depdagri rasanya aku mau menangis dan marah mengapa hanya seperti ini komitmen para penyelenggara negara dalam membangun sektor pertanian dan membantu petani, kami punya analisis kuantitatif terhadap masalah ini. Jadi sangatlah wajar kalau petani kita tetap miskin (jumlah keluarga miskinnya terbanyak) dan terpinggirkan dalam kehidupan bernegara di negeri ini. Ini adalah cerita riil dan tidak didramatisir, semoga dapat menjadi renungan siang hari, Pakde Gonod dipinggir Sungai Ciliwung
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

From: Tuti Hendrawati <thm126@yahoo.com>
Date: Wed, 30 Jan 2013 15:44:14 +1100
Subject: Re: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes


On 29 Jan 2013, at 01:43, entang1959@yahoo.com wrote:

Teh Ani ini catatan abdi soal Pelarangan Impor 13 Jenis Hortikultura :

Ini adalah sebuah kenyataan yang harus kita hadapi dengan lapang dada. Selama 6 bulan ke depan, masyarakat Indonesia bakal tidak bisa menikmati 6 jenis buah impor. Hal ini konsekuensi dikeluarkannya Permentan nomer 60 Tahun 2012 dan Permendag No 60/2012 soal impor hortikultura. Keenam produk buah tersebut adalah durian, nenas, melon, pepaya, pisang dan mangga. Larangan ini berlaku dalam jangka waktu 6 (enam) bulan efektif mulai Januari 2013. Salah satu pertimbangan yang menjadi alasan dilarangnya 6 jenis buah impor tersebut masuk ke Indonesia adalah karena produk dalam negeri sudah mencukupi kebutuhan pasar domestik.

Selain itu, tak hanya buah impor yang ditutup masuk ke Indonesia. Pemerintah juga melarang impor 4 jenis sayur dan 3 Jenis bunga impor. Dengan demikian, dalam regulasi yang dikeluarkan Pemerintah diatas, tercatat ada 13 jenis produk hortikultura yang dilarang masuk ke Indonesia, 6 jenis buah, 4 jenis produk sayuran dan 3 produk bunga. Secara lengkap ke 13 produk hortikultura yang dilarang masuk sementara adalah.kentang,kubis,wortel, cabe, nenas, melon, pisang, mangga, pepaya, durian, krisan, anggrek dan heliconia.

Sebagai pengambil kebijakan, tentu sah-sah saja Pemerintah menerapkan larangan impor dari negara lain, sekali pun terasa ironis dalam era global yang kita lakoni sekarang. Akan tetapi, kalau hal ini dinilai sebagai wujud keberpihakan dan kepedulian Pemerintah terhadap para petani hortikultura, pasti kita berharap agar Pemerintah tidak melakukan nya dengan setengah hati.

Perlindungan dan pembelaan terhadap petani hortikultura, rasa nya tidak cukup hanya dengan melahirkan kebijakan pelarangan impor selama 6 bulan. Tidak cukup juga hanya dengan menerbitkan Undang Undang tentang Hortikultura misal nya. Tapi dibalik semua itu, terekam ada hal yang lebih mendasar lagi yakni bagaimana cara nya akan pembangunan dan pengembangan hortikultura di negeri ini mampu dirajut ke dalam sistem yang terukur, terstruktur, utuh dan komprehensif.

Apalah arti nya kita melarang masuk 13 jenis komoditas hortikultura ke negari ini jika Pemerintah sendiri tidak serius dalam meningkatkan kualitas budidaya dan pemasaran hortikultura itu sendiri ? Lebih gawat lagi, jika Pemerintah tetap memposisikan hortikultura sebagai komoditas "kelas dua", mengingat fokus utama Pemerintah tetap diberikan kepada komoditas padi. Inilah persoalan penting yang mesti kita jawab dengan jujur.

Lalu, bagaimana dengan keberpihakan anggaran (APBN dan APBD) yang disiapkan Pemerintah untuk meningkatkan kualitas benih komoditas hortikultura ini ? Apakah Pemerintah berkenan untuk "berbagi" anggaran yang lebih adil antara pengembangan komoditas padi dengan komoditas hortikultura, di tengah-tengah keraguan banyak pihak atas pencapaian target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014 mendatang ? Rasa nya tidak semudah membalikan telapan tangan jawaban nya. Bahkan kita juga patut mempertanyakan apakah Pemerintah sudah memiliki "Masterplan Pembangunan Hortikultura untuk 25 Tahun ke depan" ?

Pelarangan masuk nya 6 jenis buah, 4 jenis sayur dan 3 jenis tanaman hias dari negara tetangga ke Indonesia, kini sudah ditetapkan lewat Permentan dan Permendag. Pro kontra bisa saja terjadi. Hanya selama kebijakan tersebut diniati untuk membela dan melindungi petani hortikultura, rasa nya kita pantas mendukung nya. Lain cerita jika langkah ini hanya sekedar meluruskan keinginan para pengusaha yang berkiprah di bisnis hortikultura. Salam !
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Date: Mon, 28 Jan 2013 14:41:23 +0000
Subject: Fw: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes

 
Sorry salah tulis
Implementasi
Permentan 60/2012
Ralat ...
Lewat aza , gpp! FYI only
Salam terus dukung horti-nus
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Date: Mon, 28 Jan 2013 14:33:03 +0000
Subject: Re: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes

Nte mee, d-gun and all temans ; ngemeng2 menyual artikel impor buah - ini just nyelip info dari saya selaku anggota tim RIPH (rekomendasi importasi produk hortikultura) utk implentasi permentan 60/20102. Ga disimak ga popo. Tim lainnya berasal dari kemendag, kemen-industri, bappenas, menko ekonomi, BPOM, BPS dan dalam kementan sendiri ada dir buah, dir sayur, dir flori, dir pasar domestik, dir pasar int'l, kapus karantina tumbuhan, dan kapus perijinan. Sebagai respon thd artikel tadi dari kami sbb : permentan dan permendag tsb sbg turunan UU-13/2010 ttg hortikultura. Prinsip bukan melarang impor tapi lbh membatasi impor dg mendahulukan produk horti hasil petani kita. Pada saatnya, mgk perlu impor. Saat ini jan-juni blm perlu impor produk2 tsb utk konsumsi krn kita DN cukup. Kalau bahan baku industri lain aspek. Nah kalau diare itu tdk ada amanah UU nya ... Kekekekek!!!!
Salam dukung horti-nus
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Mimy Santika <misantika@yahoo.com>
Date: Mon, 28 Jan 2013 21:53:43 +0800 (SGT)
Subject: Re: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes

 
Waduuuhh...? hm mungkin beliau sendiri yang ada masalah perut kayaknya??



From: Gun Soetopo <gunsoetopo@gmail.com>
To: alumni-ipb <alumni-ipb@yahoogroups.com>; Linkers <ipb-link@yahoogroups.com>; Genksi ni yee <genksi-ipb14@yahoogroups.com>; Kelopas <mail@kelopas.com>; elosa@yahoogroups.com
Cc: dewan-horti@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 28, 2013 8:56 AM
Subject: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes

 

Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes


Jakarta - Pengusaha importir buah keberatan dengan larangan sementara impor beberapa jenis buah oleh pemerintah, dan mengatakan kebanyakan makan buah lokal bisa diare. Hal ini diprotes oleh Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB).

Ketua Alumni IPB Said Didu mengatakan, pernyataan yang dilontarkan Wakil Ketua Gabungan Imporir Hasil Bumi Indonesia (Gisimindo) Bob B. Budiman melukai para petani buah lokal.

"Pernyataan Waketum Gismindo Ngawur. Selaku Ketua Alumni IPB sangat keberatan atas pernyataan Saudara Bob B. Budiman yang dimuat di detik bahwa jika mengkonsumsi buah lokal saja akan menyebabkan diare. Pernyataan tersebut pasti sangat melukai perasaan para petani buah dan pihak-terkait serta kami yang sedang menggerakkan masyarakat untuk mencintai produk petani terutama buah lokal," tegas Said Didu kepada detikFinance seperti dikutip Senin (28/1/2013).

Said mengimbau agar Bob Budiman meminta maaf atas pernyataannya dan berharap agar masyarakat tidak mempercayai pernyataan yang sangat tidak mendasar tersebut dan tetap konsisten hanya konsumsi buah lokal.

Sebelumnya, Bob menyatakan punya alasan tersendiri soal pernyataanya itu, menurutnya buah-buah lokal rasanya lebih dominan asem daripada rasa manis. "Ya karena rasanya kecut (asam), seperti Apel malang kan kecut, beda sama apel China atau Apel Washington yang rasanya manis dan lebih enak," ujar Bob.

Untuk itulah menurut Bob aturan larangan impor beberapa tersebut dianggapnya kontroversial. Beberapa konsumen di Indonesia masih memerlukan buah impor dengan pertimbangan kualitas lebih baik.

"Ini aturan kontroversial, konsumen mempunyai hak untuk mendapatkan buah yang berkualitas baik, kalau buah impor kualitasnya lebih bagus kenapa dilarang," ujarnya lagi.

Sebelumnya, pemerintah melalui menteri pertanian telah mengeluarkan Permentan No. 60 Tahun 2012 dan Permendag No 60/2012 soal impor hortikultura. ada 13 produk hortikultura yang tidak mendapatkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk periode Januari hingga Juni 2013.

Berikut ini 13 produk hortikultura yang dilarang masuk sementara:

  1. Kentang
  2. Kubis
  3. Wortel
  4. Cabai
  5. Nanas
  6. Melon
  7. Pisang
  8. Mangga
  9. Pepaya
  10. Durian
  11. Bunga Krisan
  12. Bunga Anggrek
  13. Bunga Heliconia


(dnl/dnl)



__._,_.___
Recent Activity:


Comments :

0 komentar to “Trs: [genksi-ipb14] Importir Sebut Makan Buah Lokal Bisa Diare, Alumni IPB Protes”

Posting Komentar