----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: Gun Soetopo <gunsoetopo@gmail.com>
Kepada: alumni-ipb <alumni-ipb@yahoogroups.com>; Linkers <ipb-link@yahoogroups.com>; Genksi ni yee <genksi-ipb14@yahoogroups.com>; Kelopas <mail@kelopas.com>; elosa@yahoogroups.com
Dikirim: Sabtu, 13 Oktober 2012 4:32
Judul: [genksi-ipb14] Menyambut REUNI FAPERTA IPB : Sabtu, 13 Oktober 2012
Fakultas Pertanian (Faperta) IPB merupakan salah satu pijakan keilmuan tentang Pertanian di Indonesia. Beberapa Menteri Pertanian Indonesia dan Banyak Tokoh Pertanian adalah alumnus Faperta IPB. Sumbangsih alumni Faperta IPB sudah banyak terhadap kemajuan Pertanian di Indonesia, baik dalam bentuk pemikiran dan tindakkan nyata. Hal ini snagat membanggakan walau tiak dipungkiri bahwa alumni Faperta juga ada yang terjerumus dalam tindakan yang tidak terpuji, hal ini bukan menjadi kontek tulisan ini.
Pertanian di Indonesia dalam dekade terakhir ini semakin terlihat tertinggal dalam kecukupan produksi pertaniannya, baik dalam produksi tanaman pangan maupun hortikultura. Tertinggal dibandingkan dengan negara berkembang yang dulunya pernah "belajar"dari Pertanian Indonesia dan mereka mengembangkan riset dan kemajuan nyata dalam produksi pertanian untuk mencukupi kebutuhan pangan didalam negri-nya dan sudah bisa mensubtitusi komoditas pertanian import-nya, dan bahkan bisa mengeksport dari kelebihan produksi pertaniannya. Hal ini tentu tidak bisa dilepaskan dari peran Pendidikan Pertanian dan Kebijakan Pertaniannya.
Saya melihat dan merasakan bahwa Pendidikan Pertanian di Indonesia sudah mencukupi dan terus melakukan kemajuan-kemajuan dalam bidang keilmuannya, akan tetapi masih lemah dalam implementasinya. Hal ini dikarenakan Kebijakan Pertanian yang dilakukan belum terkoneksi dengan baik dengan Pendidikan Pertanian. dan hal ke dua, Pendidikan Pertanian belum bisa dipakai dalam Kebijakan Pertanian, hal ini lah yang justru untuk re-tropeksi dan mengaktualisasikan diri dari Fakultas Pertanian IPB khususnya. Dalam bahasa lain, Fakultas pertanian harus berani mengadakan "Pembaharuan"dan terus melakukan penyegaran dalam kurikulum yang tidak hanya untuk memenuhi pasar, tapi benar2 harus konsiten arahnya dalam penegakan Kedaulatan Pangan di Indonesia.
Bila dirasa perlu, harus berani keluar dari kungkungan peraturan Pendidikan yang diyakini tidak aplikatif dengan jiwa Pendidikan Pertanian. Dan harus berani meninggalkan bahasa-bahasa formalitas apalagi yang berkaitan dengan dunia Politik harus segera di tinggalkan dan fokus kepada Pendidikan Pertanian yang evolusif (Pembaharuan dan perbaikkan bertahap dengan konsisten) yang bisa mencetak alumninya menjadi kader-kader bangsa yang benar-benar faham tentang Pertanian di Indonesia dan memajukannya.
Semoga Reuni yang dilakukan oleh Faperta tidak hanya bernostalgia atau meninjolkan individu dalam Jabatannya, tapi ada output yang jelas terhadap Pendidikan Pertanian. Maaf saya tidak hadir, kerna sudah ada janjian dengan Petani2 di Gunung Kidul untuk mencoba inovasi mengembangkan pertanian di lahan super marginal dengan jebret jebret mengimplementasikan Ke-ilmuan yang pernah saya dapatkan dari Fakultas pertanian. Semoga.
Terimaksih Faperta dan Selamat ber-reuni Fapertaku dan salam untuk Guru-guruku.
( Gun Soetopo - A.140463- Jurusan Ilmu-Imu Tanah)Hari kebangkitan pendidikan pertanian dideklarasikan
Selasa, 1 Mei 2012 22:32 WIB | 2898 Views
Institut Pertanian Bogor (istimewa)
Bogor (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor mendeklarasikan tanggal 27 April sebagai Hari Kebangkitan Pendidikan Pertanian Indonesia.
Acara deklarasi itu dilakukan pada rangkaian 60 tahun pendidikan pertanian bersamaan dengan simposium dan seminar bertema "Mendukung Kedaulatan Pangan dan Energi yang berkelanjutan" di IPB International Convention Centre (IICC), Bogor, Jawa Barat, Selasa.
Deklarasi tersebut ditandatangani oleh Menteri Pertanian Suswono, Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto, Menteri Pertanian periode 80-an Prof Sjarifuddin Baharsjah dan Prof Yustika Baharsjah, Rektor Universitas Brawijaya, Rektor Universitas Jambi, 20 dekan Fakultas Pertanian seluruh Indonesia, dan ketua himpunan profesi.
Himpunan profesi itu unsur dari Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI), Perhimpunan Hortikultura Indonesia (PERHORTI), Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI), dan Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (HIPI).
Sekretaris Umum kegiatan 60 tahun pendidikan pertanian Syarifah Iis Aisyah menjelaskan, deklarasi yang disebut "Deklarasi Baranangsiang" itu, merencanakan tanggal 27 April, di mana 60 tahun yang lalu dilakukan peletakan batu pertama oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno pada pembangunan Kampus IPB Baranangsiang, menjadi Hari Kebangkitan Pendidikan Pertanian Indonesia.
Sementara itu, Rektor IPB Heerry Suhardiyanto mengatakan, rangkaian peringatan 60 tahun itu merujuk pada peletakan batu pertama pembangunan Kampus IPB Baranangsiang oleh Ir Soekarno.
Kala itu, katanya, Bung Karno berpesan bahwa persoalan pangan bagi rakyat adalah persoalan hidup atau mati.
"Maka dari itu saya mengajak untuk memaknai pidato itu dengan konteks Indonesia saat ini, dengan berbagai tantangan yang ada," katanya.
Ia mengatakan, bila tahun 1952 pidato Presiden Soekarno dapat menggugah pemuda-pemudi Indonesia datang berbondong-bondong ke Bogor untuk belajar dan memasuki pendikan tinggi pertanian, maka tantangan yang dihadapi sekarang adalah pembangunan pertanian yang membutuhkan inovasi baru.
"Terobosan dan gagasan tidak hanya berkutat pada sektor budi daya saja, kita perlu pendekatan baru yang mengantarkan kita kepada peningkatan produksi nasional secara nyata," katanya.
(T.A035/R010)Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © 2012__._,_.___
Browse » Home »
» Trs: [genksi-ipb14] Menyambut REUNI FAPERTA IPB : Sabtu, 13 Oktober 2012
Trs: [genksi-ipb14] Menyambut REUNI FAPERTA IPB : Sabtu, 13 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Trs: [genksi-ipb14] Menyambut REUNI FAPERTA IPB : Sabtu, 13 Oktober 2012”
Posting Komentar